Meriahnya Perayaan Hari Chuseok di Korea Selatan
Chuseok merupakan “Thanksgiving Day” di Korea dan termasuk dalam kalender hari libur resmi yang dirayakan secara besar-besaran layaknya Lebaran di Indonesia. Hari Pesta Panen pada bulan purnama di musim gugur, Chuseok biasanya dirayakan pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender lunar yang tahun ini jatuh pada tanggal 3 Oktober (cmiiw). Chuseok merupakan salah satu hari raya tradisional terbesar Korea, bersama dengan Tahun Baru Imlek. Chuseok juga dikenal sebagai ‘Jungchujeol’ atau ‘Hangawi’, yang berarti pertengahan di musim gugur atau hari yang berada di tengah bulan kedelapan dalam tahun menurut penanggalan Imlek.
Pada hari itu dianggap bangsa Korea sama dengan ‘Thanksgiving Day’ di negara Barat. Ketika itu, bangsa Korea berterimakasih pada leluhur atas perolehan hasil panen. Selain itu, sebagian besar masyarakat pulang kampung untuk merayakan hari besar itu bersama keluarga.
Pada Zaman dahulu ‘Jesa’ hanya dilakukan oleh kaum pria sedangkan kaum wanita hanya menyiapkan makanan untuk Jesa. perayaan Chuseok juga merupakan kesempatan untuk berterima kasih kepada arwah leluhur, makanan yang paling istimewa pada saat ‘Chuseok yaitu ‘Song Pyon’ semacam kue yang terbuat dari tepung beras dan berisi kacang hijau atau wijen, konon ada sebuah cerita jika kita pertama kali membuat ‘Song Pyon’ dan hasilnya bagus, pada saat kita menikah akan dikaruniai seorang putra/putri yang cantik.
Hari raya chuseok tahun ini sudah dimulai sejak sabtu tgl 30 september kemarin
Masyarakat Korea Selatan tengah menikmati liburan selama 10 hari. Banyak kota dan organisasi di Negeri Ginseng ini merencanakan berbagai macam festival budaya untuk bisa dinikmati masyarakat Korea.
Salah satunya adalah Festival Anseong Namsadang Baudeogi, di Kota Anseong yang dapat ditempuh satu jam perjalanan ke arah selatan Seoul. Sebagai salah satu festival kota, acara ini memberikan kesempatan untuk memiliki pengalaman termasuk perjalanan Dinasti Joseon, dengan 50 penampilan dan aktivitas.
Anseong adalah tempat lahir Namsadang, yakni pertunjukan dengan enam penampilan, termasuk tarian topeng yang lucu dan Pungmulnori, perkusi yang dimainkan oleh empat orang. Salah satu penampilan Namsadang yang menarik wisatawan adalah Jultagi, dimana orang menari di atas seutas tali dalam ketinggian 2 meter. Para penari harus memiliki keseimbangan yang bagus dan keberanian yang tinggi.
Mereka dengan mudah berjalan maju dan mundur, duduk dan bahkan lompat diatas tali. Para penari menarik perhatian penonton dan membuat penonton merasa tegang. "Itu sangat menarik. Dia pasti sangat profesional, karena terlihat sangat sulit dan saya pikir saya tidak bisa lakukan itu," kata Stepan Pospisil, wisatawan asal Republik Ceko.
Dalam festival ini pun menampilkan juga penari tradisional asal Filipin dan Peru. Menuju arah tenggara negara Korea, wisatawan dapat menikmati tur bulan purnama di Gyeongju. Kota yang berada di Gyeongsangbuk ini adalah pusat kerajaan kuno Silla di Korea dan wisatawan dapat mengunjungi rumah tradisional dan makam-makam dari raja dan ratu kerajaan.
"Saya sudah sering berkunjung ke Gyeongju, tapi saya tidak tahu mengenai bangunan tradisionalnya. Menikmati perjalanan yang tepat memberi saya wawasan tentang tempat ini dan saya pikir ini sangat mendidik bagi anak-anak," kata wisatawan lokal, Hwang Jieui.
Di sana juga terdapat berbagai macam aktivitas yang bisa dilakukan, seperti menyeduh teh tradisional hingga memanah. Di mana itu merupakan hal yang dibutuhkan oleh para prajurit kerajaan Silla dan ksatria hwarang alias ksatria berkuda.
Pada malam harinya terdapat konser yang berisi pertunjukan sulap dan musik tradisional Gugak yang diselenggarakan untuk memanjakan mata dan telinga penonton.
"Tidak seperti kebanyakan konser, sangat menyenangkan saya bisa menikmati langit malam sambil mendengarkan musik. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk menikmati Gugak," kata Ko Youngseok, wisatawan lokal
Kepala Institut Kebudayaan Silla, Jin Byunggil memberikan pernyataan mengenai rentetan acara tersebut, "Dengan menyambut hari raya Chuseok, konser dan tur yang digelar di tempat ini akan memberi kesempatan bagus untuk menikmati kecantikan tradisional Korea bersama datangnya musim gugur. Acara ini akan kembali digelar pada 7 Oktober."
Bagi wisatawan yang akan menghabiskan waktu libur panjang di Korea, banyak sekali acara yang digelar di ibukota Korea ini, salah satunya adalah World Hansik Festival 2017.
Dengan tujuan untuk memperkenalkan Hansik, makanan khas korea ke seluruh dunia. Acara ini memamerkan beberapa menu populer di setiap sudut negara. Wisatawan pun dapat mencoba merasakan bagaimana rentetan ritual pernikahan tradisional, lengkap dengan makanan tradisionalnya.
"Mengambil gambar dengan berpakaian seperti ini di acara pernikahan membuat saya bisa memahami budaya kuno. Sangat asyik menemui makanan tradisional yang jarang kita lihat, itu membuat saya bangga dengan masakan korea." kata salah satu wisatawan, Chae Hyo Won.
Festival diadakan hingga 15 Oktober. Masih banyak acara lain yang digelar di Seoul sepanjang liburan ini, diantaranya Hanwha Seoul Internastional Fireworks Festival 2017 dan 17th Seoul Performing Arts Festival dimana menghadirkan musisi terkenal.
Liburan Choseok yang berjalan hingga 10 hari ini belum pernah terjadi di Korea. Penduduk dan wisatawan sama-sama memiliki beragam kegiatan yang diadakan secara nasional. Korea menawarkan wisatawan untuk belajar, merasakan langsung dan menikmati acara liburan ini.
Seperti dilansir Arirang, wisatawan dapat berkunjung ke website kementerian kebudayaan untuk dapat lebih tahu acara yang digelar selama perayaan Chuseok ini.
Salah satunya adalah Festival Anseong Namsadang Baudeogi, di Kota Anseong yang dapat ditempuh satu jam perjalanan ke arah selatan Seoul. Sebagai salah satu festival kota, acara ini memberikan kesempatan untuk memiliki pengalaman termasuk perjalanan Dinasti Joseon, dengan 50 penampilan dan aktivitas.
Anseong adalah tempat lahir Namsadang, yakni pertunjukan dengan enam penampilan, termasuk tarian topeng yang lucu dan Pungmulnori, perkusi yang dimainkan oleh empat orang. Salah satu penampilan Namsadang yang menarik wisatawan adalah Jultagi, dimana orang menari di atas seutas tali dalam ketinggian 2 meter. Para penari harus memiliki keseimbangan yang bagus dan keberanian yang tinggi.
Mereka dengan mudah berjalan maju dan mundur, duduk dan bahkan lompat diatas tali. Para penari menarik perhatian penonton dan membuat penonton merasa tegang. "Itu sangat menarik. Dia pasti sangat profesional, karena terlihat sangat sulit dan saya pikir saya tidak bisa lakukan itu," kata Stepan Pospisil, wisatawan asal Republik Ceko.
Dalam festival ini pun menampilkan juga penari tradisional asal Filipin dan Peru. Menuju arah tenggara negara Korea, wisatawan dapat menikmati tur bulan purnama di Gyeongju. Kota yang berada di Gyeongsangbuk ini adalah pusat kerajaan kuno Silla di Korea dan wisatawan dapat mengunjungi rumah tradisional dan makam-makam dari raja dan ratu kerajaan.
"Saya sudah sering berkunjung ke Gyeongju, tapi saya tidak tahu mengenai bangunan tradisionalnya. Menikmati perjalanan yang tepat memberi saya wawasan tentang tempat ini dan saya pikir ini sangat mendidik bagi anak-anak," kata wisatawan lokal, Hwang Jieui.
Di sana juga terdapat berbagai macam aktivitas yang bisa dilakukan, seperti menyeduh teh tradisional hingga memanah. Di mana itu merupakan hal yang dibutuhkan oleh para prajurit kerajaan Silla dan ksatria hwarang alias ksatria berkuda.
Pada malam harinya terdapat konser yang berisi pertunjukan sulap dan musik tradisional Gugak yang diselenggarakan untuk memanjakan mata dan telinga penonton.
"Tidak seperti kebanyakan konser, sangat menyenangkan saya bisa menikmati langit malam sambil mendengarkan musik. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk menikmati Gugak," kata Ko Youngseok, wisatawan lokal
Kepala Institut Kebudayaan Silla, Jin Byunggil memberikan pernyataan mengenai rentetan acara tersebut, "Dengan menyambut hari raya Chuseok, konser dan tur yang digelar di tempat ini akan memberi kesempatan bagus untuk menikmati kecantikan tradisional Korea bersama datangnya musim gugur. Acara ini akan kembali digelar pada 7 Oktober."
Bagi wisatawan yang akan menghabiskan waktu libur panjang di Korea, banyak sekali acara yang digelar di ibukota Korea ini, salah satunya adalah World Hansik Festival 2017.
Dengan tujuan untuk memperkenalkan Hansik, makanan khas korea ke seluruh dunia. Acara ini memamerkan beberapa menu populer di setiap sudut negara. Wisatawan pun dapat mencoba merasakan bagaimana rentetan ritual pernikahan tradisional, lengkap dengan makanan tradisionalnya.
"Mengambil gambar dengan berpakaian seperti ini di acara pernikahan membuat saya bisa memahami budaya kuno. Sangat asyik menemui makanan tradisional yang jarang kita lihat, itu membuat saya bangga dengan masakan korea." kata salah satu wisatawan, Chae Hyo Won.
Festival diadakan hingga 15 Oktober. Masih banyak acara lain yang digelar di Seoul sepanjang liburan ini, diantaranya Hanwha Seoul Internastional Fireworks Festival 2017 dan 17th Seoul Performing Arts Festival dimana menghadirkan musisi terkenal.
Liburan Choseok yang berjalan hingga 10 hari ini belum pernah terjadi di Korea. Penduduk dan wisatawan sama-sama memiliki beragam kegiatan yang diadakan secara nasional. Korea menawarkan wisatawan untuk belajar, merasakan langsung dan menikmati acara liburan ini.
Seperti dilansir Arirang, wisatawan dapat berkunjung ke website kementerian kebudayaan untuk dapat lebih tahu acara yang digelar selama perayaan Chuseok ini.
0 Response to "Semarak Perayaan Hari Chuseok di Korea Selatan"
Posting Komentar